Jangan Marah Dong, Nanti Dehidrasi Loh…!

Judul di atas bukan sekadar iseng dan asbun, loh. Bisa dipertanggungjawabkan dan memang terbukti benar. Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK. Ia merupakan seorang wanita cantik, pintar dan awet muda. Jauh dari kesan serius, garing dan membosankan seperti panjangnya gelar yang mengikuti namanya itu. Tapi, maaf saya tak berani menanyakan usianya. Suatu hal kurang sopan untuk pertemuan pertama. Hmm, so… dari informasi yang saya dapat usianya kira-kira 40an. Tapi wajahnya lebih muda dari perkiraan usianya.

Oke balik lagi ke judul di atas, marah-marah dan dehidrasi. Selama ini yang kita ketahui jika terasa haus merupakan petunjuk bahwa tubuh sedang mengalami dehidrasi. Itu benar namun kurang tepat. Menurut Dr. Luci, sebenarnya ketika adanya rasa haus, tubuh kita sudah mengalami dehidrasi ringan. Maka segeralah kita minum. Namun kalau rasa haus itu dibiarkan hingga rasa haus itu hilang. Maka tubuh telah gagal dalam mengatasi cairan, pertanda tubuh sudah mengalami dehidrasi berat.

Kaitannya dengan marah-marah? Begini, air dibutuhkan untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara optimal. Jika tubuh kekurangan air atau mengalami dehidrasi maka akan menurunkan fungsi kerja tubuh. Apa yang akan menjadi dampaknya, hal itu tergantung seberapa banyak kita kekurangan air.

Dilihat dari jumlah hilangnya cairan, dehidrasi dibagi dua jenis. Dehidrasi ringan-sedang dan dehidrasi berat. Ciri-ciri dehidrasi ringan-sedang adalah mulut kering dan lengket, mengantuk/lelah, haus, urin sedikit, airmata kurang/kering dan otot lemah, dan sakit kepala/pusing/silau melihat sinar. Sedangkan ciri-ciri dehidrasi berat adalah haus berat, sangat mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urin sedikit berwarna kuning gelap/tidak ada urin, mata cekung, menggigil, kulit kering dan elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas serta kesadaran menurun.

Dr. Luci memberi informasi kepada saya tentang studi terbaru tahun 2010 yang dilakukan oleh Lawrence E. Armstrong, PhD. (Pakar hidrasi dunia) dan Harris R. Lieberman, PhD (Pakar neuro-cognition) dari USA bahwa dehidrasi dapat berdampak negatif pada tingkat kinerja, kognitif, dan mood.

Nah, dari sisi kinerja. Jika kita kekurangan air sebanyak 0,5%, hal ini akan mengganggu kinerja jantung. Jika kekurangan air 1% akan mengurangi stamina tubuh, kekurangan air 3% akan mengurangi ketahanan otot, kekurangan air 4% akan melemahkan kekuatan otot dan kemampuan gerak serta mengakibatkan heat cramp, kekurangan air 5% akan mengakibatkan kelelahan akibat haus, kram, penurunan kemampuan mental dan apabila kekurangan air 6% mengakibatkan kelelahan fisik, heatstroke dan koma.

Dari sisi kognitif. Dehidrasi sebesar 1,5% pada pada pria menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mengingat, lelah serta tegang. Sementara wanita lebih cepat terkena dampak negatif dehidrasi yaitu ketika terjadi dehidrasi sebesar 1,3% dan menyebabkan lelah, mudah marah, bingung, mengantuk, hilang konsentrasi, pusing dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Dan yang terakhir dari sisi mood. Orang yang mengalami dehidrasi akan memperngaruhi suasana hati, seperti merasa stres, tegang atau depresi.

Nah, dari sini bisa ditarik kesimpulan. Jika terjadi dehidrasi akan mempengaruhi mood dan menyebabkan Anda mudah marah. Sebaliknya juga begitu. Saat tubuh tak melakukan aktifitas berat, cairan dapat hilang 0.8 liter saat kita bernafas dan berkeringat. Semakin berat aktifitas kita (seperti olahraga) maka akan lebih banyak cairan yang keluar. Jadi apabila marah-marah, Anda lebih cepat mengalami dehidrasi yang akhirnya nanti bisa berdampak kepada hasil penelitian Lawrence & Harris di atas. Jadi jangan marah-marah kalau tak mau dehidrasi!

Obrolan tak berakhir di situ, Dr. Luci juga memberitahu bahwa reaksi terhadap dehidrasi antara pria dan wanita berbeda karena perbedaan fisiologi tubuh pria dan wanita. Wanita memiliki komposisi lemak lebih tinggi sementara pria memiliki komposisi otot yang lebih tinggi. Pada wanita, komponen air memang lebih rendah selain juga dipengaruhi oleh faktor hormonal sehingga lebih sensitif terhadap kekurangan cairan.

Oleh karena itu disarankan untuk minum minimal 2 liter atau 8 gelas air setiap hari untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh serta untuk menjaga kesehatan, seperti di dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang. Dr. Luci juga menganjurkan yang paling baik untuk dehidrasi adalah air putih karena mengandung berbagai mineral yang diperlukan oleh tubuh.

Namun, tidak semua air minum memiliki kualitas yang sama. Air putih yang baik dan aman untuk diminum harus mengandung mineral yang berguna untuk kerja organ tubuh misalnya kalsium, magnesium, natrium, flouride, silika dan zinc dalam jumlah yang cukup. Mineral berperan sebagai substrat dalam reaksi tubuh. Tanpa mineral yang cukup, tubuh tidak dapat berfungsi optimal.

Selain itu, Departemen Kesehatan mengsyaratkan bahwa air putih yang aman dikonsumsi adalah air putih yang harus bebas dari mikroba pathogen serta harus jernih, bening dan tidak berwarna, tidak berbau serta mengandung pH: 6-8,5.

Sebelum obrolan selesai, saya bertanya kepada Dr. Luci. Mbak cantik dan awet muda. Apakah karena selalu minum air putih? Loh, saya memang masih muda kok, ha ha. Belum ada penelitian yang menyinpulkan bahwa air putih dapat menyebabkan awet muda. Namun kalau dikembalikan pada proses dehidrasi, apabila tubuh mengalami dehidrasi maka berat badan akan turun sebesar 2 %. Hal ini akan menyebabkan kulit kering dan terlihat keriput. Oleh karena itu, jangan dehidrasi agar tak terlihat keriput-keriput di wajah. (Tedy Matondang)

  1. Leave a comment

Leave a comment